5 Langkah Penanggulangan dan Pencegahan Bencana Kekeringan

Kekeringan dalam pengertiannya dapat diartikan sebagai keadaan atau kondisi di mana terdapat kekurangan air yang signifikan dalam suatu daerah selama periode waktu tertentu.

5 Langkah Penanggulangan dan Pencegahan Bencana Kekeringan

Di era milenia ini dampak perubahan iklim semakin terasa terlebih dengan maraknya tindakan perusakan lingkungan serta tidakan - tindakan lain yang dilakukan dengan tidak memperhatikan unsur keseimbangan ekosistem. Kekeringan terutama terasa sangat nyata karena dampaknya tidak hanya terasa bagi kelangsungan hidup masyarakat namun pula pada kelangsungan industri pertanian yang pada hakikatnya memerlukan air sebagai salah satu unsur utama dalam setiap kegiatan produksi pada industri pertanian. Hal ini kemudian secara lebih lanjut memberikan dampak pula terhadap pasokan pangan dan ekonomi para petani.

Kekeringan dalam pengertiannya dapat diartikan sebagai keadaan atau kondisi di mana terdapat kekurangan air yang signifikan dalam suatu daerah selama periode waktu tertentu. Kekeringan sendiri dapat terbagi menjadi beberapa jenis yang diantaranya yaitu:

  • Kekeringan Meteorologis: Terjadi ketika curah hujan di suatu daerah lebih rendah dari rata-rata jangka panjangnya.
  • Kekeringan Agrikultural: Terjadi ketika kekurangan air yang menyebabkan penurunan hasil panen atau produktivitas tanaman.
  • Kekeringan Hidrologis: Berkaitan dengan berkurangnya ketersediaan air di sungai, danau, atau reservoir.
  • Kekeringan Sosial-Ekonomi: Terjadi ketika kekeringan mempengaruhi aktivitas manusia, seperti ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Di daerah Argasunya, Cirebon kekeringan sepertinya terjadi karena satu dan lain hal. Pada saat musim panas kekeringan sudah lumrah terjadi di daerah tersebut. Apalagi di saat el nino sedang terjadi yang memungkinkan curah hujan lebih rendah.

Danau Setu Patok yang beralih fungsi menjadi ‘sawah siluman’ telah menambah penyebab kekeringan karena tanah yang seharusnya berfungsi menampung air diolah dan dialihkan menjadi lahan pertanian. Area pertambangan Kopi Luhur juga tentunya menjadi salah satu faktor terjadinya kekeringan karena tanahnya yang seharusnya dapat menampung air lewat pepohonan terus digali untuk keperluan industri tambang. Kedua hal tersebut sudah berlansung selama banyak dekade hingga sulit untuk kembali diubah sebagaimana mestinya.

Lantas Bagaimana Cara Penanggulangan Kekeringan?

Langkah - langkah penanggulangan bencana kekeringan sejatinya dapat dilakukan oleh segenap masyarakat dengan turut serta dibantu oleh aparat terkait di daerah setempat. Kesadaran mengenai ancaman terhadap bencana ini sangatlah perlu untuk ditanamkan dalam diri masyarakat sebelum bencananya benar - benar terjadi.

Berikut beberapa cara dan langkah yang dapat diterapkan untuk mengatasi dan mengurangi dampak kekeringan:

1. Pengelolaan Sumber Daya Air

Efisiensi Penggunaan Air: Terapkan teknologi irigasi yang efisien, seperti irigasi tetes, untuk mengurangi pemborosan air dalam pertanian.

Pengumpulan dan Penyimpanan Air: Bangun infrastruktur untuk menyimpan air hujan, seperti waduk atau tangki penampung air hujan.

Pengelolaan Sumber Air: Lakukan konservasi dan pemulihan sumber daya air, seperti perlindungan sumber mata air dan reboisasi.

2. Praktik Pertanian Berkelanjutan

Pertanian Berbasis Tanah: Gunakan teknik seperti rotasi tanaman, penanaman tanaman penutup, dan pengelolaan tanah yang baik untuk meningkatkan kelembapan tanah.

Tanaman Tahan Kekeringan: Pilih varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan dan kondisi kering.

Pengelolaan Irigasi: Sesuaikan jadwal dan teknik irigasi untuk menghindari pemborosan air.

3. Pengelolaan Krisis dan Adaptasi

Rencana Darurat: Siapkan rencana darurat untuk menghadapi kekeringan, termasuk rencana distribusi air dan pengelolaan krisis.

Edukasi dan Pelatihan: Edukasi dan pelatihan juga tidak kalah pentingnya untuk dilakukan pada masyarakat sekitar. Pelatihan yang dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan yaitu tentang teknik pengelolaan air dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

4. Kebijakan dan Peraturan

Regulasi Penggunaan Air: Terapkan peraturan yang membatasi penggunaan air secara berlebihan dan dorong praktik pengelolaan air yang bijaksana.

Perencanaan Tata Ruang: Integrasikan pertimbangan kekeringan dalam perencanaan tata ruang dan pengembangan infrastruktur.

Kolaborasi Antar-Pihak: Fasilitasi kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasi kekeringan secara holistik.

5. Pengelolaan Ekosistem

Konservasi Vegetasi: Lindungi dan rehabilitasi vegetasi alami yang dapat membantu menjaga kelembapan tanah dan mengurangi erosi.

Perlindungan Tanah: Terapkan teknik konservasi tanah untuk mengurangi kehilangan tanah akibat erosi yang diperparah oleh kekeringan.

Upaya-upaya yang disebutkan di atas perlu untuk dilakukan secara bersamaan dan berkelanjutan oleh masyarakat untuk mengurangi dampak kekeringan dan meningkatkan ketahanan terhadap kondisi kering. Adaptasi dan mitigasi yang efektif memerlukan partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat serta dukungan dari kebijakan pemerintah dan teknologi terbaru. Dengan kata lain kolaborasi antar warga serta aparat negara harus terwujud dengan seimbang dalam rangka menciptakan lingkungan yang sehat dan terhindar dari bencana kekeringan.