first published at:
updated at:
    jenis tanah
    ilmu tanah
    sains
    Pedologi

Indonesia sebagai negara kepulauan beriklim tropis yang memiliki banyak jenis tanah dengan karakter, ciri serta kandungan yang beragam. Adapun keberagaman jenis tanah tersebut terbentuk dari berbagai kondisi yang terjadi baik karena perubahan gejala alam seperti pelapukan batuan oleh matahari, tumbuhan, air, mikroorganisme dan lain sebagainya.

Ilmu Tanah

Untuk dapat memahami keadaan tanah maka perlu dilakukan kegiatan pembalajaran ilmu tanah. Ilmu tanah sendiri merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari tanah sebagai sumber daya alam dan seluruh aspeknya, meliputi pembentukan, klasifikasi, pemetaan, karakteristik fisik, kimiawi, biologis, tingkat kesuburan, serta pemanfaatan dan pengelolaan tanah.

Cabang ilmu tanah dibagi menjadi dua, yaitu pedologi dan edafologi. Pedologi fokus mempelajari tanah sebagai obyek geologi. Sedangkan Edafologi disebut ilmu kesuburan tanah atau mempelajari tanah sebagai pendukung kehidupan.

Salah satu pokok bahasan yang dipelajari dalam ilmu tanah adalah pedosfer. Pedosfer merupakan lapisan tanah yang berada di permukaan bumi.

petani membereskan lahan pada musim panas di danau setu patok - 4.jpg-Jenis - Jenis Tanah di Indonesia

Menurut berbagai sumber banyak dikatakan bahwa di wilayah Indonesia terdapat 10 macam jenis tanah. Berikut penjabaran jenis tanah tanah tersebut.

1. Tanah Aluvial
  • Tanah aluvial adalah tanah muda yang terbentuk dari pengendapan material halus aliran sungai. Tanah ini merupakan hasil erosi yang mengendap atau disebut tanah sedimentasi.
  • Umumnya berwarna kelabu dan sifatnya subur.
  • Sebaran tanah aluvial terdapat di wilayah dataran rendah, pertemuan aliran sungai, serta muara sungai di timur Sumatera, utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tenga serta Papua bagian selatan dan utara.
  • Ph nya termasuk dalam tingkat Ph rendah yaitu sekitar 5,3 hingga 5,8. Karena Ph yang dimilikinya, tanah ini mudah untuk dicangkul.
  • Cocok untuk tamanan padi dan palawijaya.
2. Tanah Regosol
  • Tanah ini berasal dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti pasir, lahar, debu dan lipili.
  • Tanah regisol memiliki tekstur yang kasar dengan Ph 6-7 yang mengandung unsur P dan K serta sedikit unsur N.
  • Tanah ini bersifat sulit menampung air, sehingga tidak semua jenis tanaman cocok untuk ditanam dengan tanah ini. Beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam dengan tanah regosol ini adalah palawijaya, tembakau dan jenis buah-buahan yang tidak terlalu membutuhkan unsur air.
  • Tanah ini bisa ditemukan di daerah yang dekat dengan gunung merapi seperti Sumatera dan Nusa Tenggara.
3. Tanah Latosol
  • Tanah latosol merupakan tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Tingkat perkembangan tanah latosol secara horizon berlangsung lambat sampai sedang. Hal ini dikarenakan sebagian besar tanah berasa didaerah yang lembab.
  • Tanah berwarna merah hingga cokelat ini memiliki Ph 4,5 – 6,5.
  • Tanah ini mengandung unsur hara yang berubah-ubah dari sedang sampai tinggi. Namun tanah latosol ini miliki kemampuan untuk menyerap air dengan baik sehingga dapat menahan erosi.
  • Tanaman yang cocok untuk ditanam dengan tanah ini yaitu tembakau, coklat, pala, tebu dan panili.
  • Beberapa daerah yang memiliki jenis tanah ini Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi.
4. Tanah Organosol
5. Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)
6. Tanah Laterit7. Tanah Litosol8. Tanah Rendzina9. Tanah Mediteran10. Tanah Grumusol


Cetak catatan ini

Bagikan catatan ini

Ikuti Studiofru | Green Project melalui media sosial untuk mendapatkan informasi singkat mengenai flora dan fauna

Catatan Terbaru