Identitas Penamaan
Solanum melongena atau yang lebih dikenal dengan nama Terong di Indonesia memiliki banyak nama lain di berbagai belahan dunia. Secara internasional terong dikenal dengan nama eggplant. Nama lain dari terong yaitu aubergine atau Guinea squash.
Sedangkan di Malaysia, Singapura dan India terong lebih dikenal dengan nama brinjal. Sejarawan percaya bahwa Inggris menciptakan istilah eggplant selama pendudukan mereka di India (Watson).
Asal dan Sejarah Terong
Belum dapat dipastikan hingga saat ini dari mana terong berasal namun sebuah laporan menyebutkan bahwa terong kemungkinan besar berasal dari China atau India. Dalam laporan lain disebutkan bahwa terong telah ditanam di wilayah Dunia Lama seperti di China, India, Thailand, Burma dan negara - negara Asia Tenggara lainnya dan telah dibudidayakan semenjak 50 SM.
Referensi sastra yang menyebutkan terong terdapat dalam sebuah literatur berbahasa Sanskerta, dengan penyebutan langsung tertua berasal dari abad ketiga Masehi. Referensi yang mungkin berasal dari tahun 300 SM. Berbagai referensi juga telah ditemukan dalam literatur Tiongkok. Diketahui referensi paling awal ada dalam dokumen yang dikenal sebagai Tong Yue, yang ditulis oleh Wang Bao pada tahun 59 SM (Hirst).
Terong diyakini menjadi pusat perhatian di Timur Tengah, Afrika, dan Barat yang dibawa oleh para pedagang Arab melalui sepanjang Jalur Sutra yang dimulai sekitar abad ke-6 Masehi.
Bangsa Moor Spanyol memperkenalkan terong ke Eropa selatan dan Timur dan menjadikannya sebagai buah populer pada masa Kekaisaran Islam pada abad 7 dan 8 masehi. Sedangkan penjelajah awal Dunia Baru memperkenalkan terong ke Amerika pada tahun 1500-an, tetapi tanaman tersebut pada awalnya tidak begitu populer.
Di sisi lain Kris Hirst menyebutkan bahwa ukiran terong sebelumnya telah ditemukan di dua wilayah Mediterania: Iassos (di dalam karangan bunga di sarkofagus Romawi, paruh pertama abad ke-2 M) dan Frigia (buah yang diukir di atas prasasti kuburan, abad ke-2 M). Yilmaz dan rekannya menduga beberapa sampel mungkin dibawa kembali dari ekspedisi Alexander Agung ke India.
Deskripsi Bentuk
Terong biasanya ditanam sebagai tanaman tahunan dan memiliki batang lebat tegak yang terkadang dilengkapi dengan duri. Daunnya besar, berbentuk bulat telur, dan sedikit seperti berdaun telinga. Bunganya berwarna ungu liontin dengan berdiameter sekitar 5 cm.
Beberapa kultivar umum dari terong memiliki buah berbentuk telur, mengkilap, dan berwarna ungu dengan daging putih dan tekstur "daging" menyerupai spons. Beberapa kultivar lainnya berwarna putih dan bentuknya lebih panjang. Permukaan daging yang dipotong dengan cepat berubah menjadi coklat saat buah dipotong terbuka karena proses oksidasi.
Diklasifikasikan secara botani sebagai buah beri, buahnya mengandung banyak biji kecil yang lembut dan dapat dimakan walaupun rasanya pahit karena mengandung atau tercakup dalam alkaloid nikotinoid, sebuah kandungan yang terkait dengan tembakau (Keith and Keith).
Terong dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 40 cm sampai 150 cm. Terong merupakan tanaman abadi daerah tropis yang seringkali dibudidayakan secara tahunan di daerah beriklim sedang dan hangat.
Terong dalam Budaya Kuliner
Terong banyak dijadikan sebagai makanan dalam banyak budaya kuliner di dunia. Karena tekstur dan ukurannya yang besar, terong terkadang digunakan sebagai pengganti daging dalam masakan vegan dan vegetarian.
Terong sebagai makanan seringkali diolah atau dimasak dengan cara dikukus, digoreng, dipanggang atau direbus. Pengolahan terong yang baik dalam kuliner dapat menghasilkan kualitas kompleks yang kaya akan rasa sehingga mampu menghilangkan rasa pahit dan sepat yang pada terong dalam keadaan mentah.
Terong dalam Medis
Beberapa bukti tertulis paling awal untuk penggunaan terong dalam medis adalah dari Charaka dan Sushruta Samhitas, teks Ayurveda yang ditulis sekitar 100 SM yang menjelaskan manfaat terong bagi kesehatan (Hirst). Dalam sistem pengobatan ayurveda India kuno, disebutkan bahwa praktisi menggunakan terong putih untuk mengobati diabetes dan akarnya untuk meredakan asma.
Meskipun terong bukanlah sayuran yang paling bergizi, tapi terong dapat memberi pasokan potasium dan serat yang layak bagi tubuh. Terong mengandung antioksidan seperti vitamin A dan C yang membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan. Selain itu terong juga diketahui mengandung bahan kimia tumbuhan alami yang disebut polifenol, yang dapat membantu sel melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam memproses gula untuk diabetes.
Studi laboratorium awal pada sel menunjukkan bahwa terong melindungi terhadap jenis kerusakan DNA yang menyebabkan kanker. Namun, para peneliti masih perlu memastikan manfaat ini pada manusia (Watson).