Identitas Penamaan
Tumbuhan jengger ayam atau yang lebih dikenal dengan nama boroco secara ilmiah disebut sebagai Celosia argentea dalam bahasa Latin. Secara international tumbuhan ini dikenal dengan nama cockscomb.
Nama genusnya, kelos, berasal dari kata Yunani yang berarti membakar dan mengacu pada bebungaan mekarnya yang berwarna-warni dengan bentuk yang mirip dengan nyala api. Nama spesiesnya, argentea, berarti "keperakan", mengacu pada bracts dan tepal putih yang mengkilap dari spesies tersebut (The North Carolina Extension Gardener Plant Toolbox).
Di Indonesia tanaman ini memiliki banyak nama berdasarkan bahasa daerahnya. Diantaranya yaitu, bayam ekor Belanda, bayam kucing, kuntha, bayam kasubiki, bayem cenggeng, bunga tali, tatara manuk, sapiri manu, bunga api - api, laya, langgelo, kaputi ayam, rangrang jangang, bunga lali manu, puwa ri sawito, jawer hayam, jawer kotok, jhanggar ayam, rebha magsor, celala, banda ulu, wire, kolak, toko, marerede, sule - sule, janggar siap, ndae ana sina dan bunak manula.
Taksonomi
Kingdom | Plantae |
Phylum | Tracheophyta |
Class | Magnoliopsida |
Order | Caryophyllales |
Family | Amaranthaceae |
Genus | Celosia |
Species | Celosia argentea |
Asal
Hampir belum dapat dipastikan dari mana tepatnya tumbuhan ini berasal, namun boroco diyakini merupakan tumbuhan asli yang banyak tumbuh di wilayah tropis Afrika, Amerika dan Asia termasuk Indonesia, China, India dan Nepal.
Celosia merupakan genus dari tumbuhan yang terdiri atas kurang lebih 50 varietas spesies dengan varietas tanaman jenis jambul merah gelap yang diperkenalkan ke Eropa pada tahun 1570. Selama abad ke-18 masehi, boroco dianggap sebagai tanaman pot di Inggris sementara dengan penjajah Amerika, tumbuhan adalah bunga taman yang populer (History, “Celosia - Harvesting History”, 2016). Sedangkan kini di China tumbuhan ini dinyatakan sebagai gulma yang serius.
Deskripsi Bentuk dan Pertumbuhan
Boroco merupakan tumbuhan herba tahunan yang berumur pendek. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian yang mencapai 81 cm tergantung varietasnya.
Tumbuhan ini menghasilkan bebungaan bergelombang padat yang menyerupai sisir merah di kepala ayam jantan, sebagaimana ia disebut sebagai tumbuhan jengger ayam. Warna dari bunga - bunga tersebut berkisar dari putih dan kuning hingga nuansa oranye, merah, dan ungu. Bunganya bisa dikeringkan dan digunakan dalam karangan bunga.
Boroco menghasilkan daun lonjong yang tersusun bergantian di sepanjang batang dan sering bergantung pada tangkai daun yang kemerahan. Tanaman ini dikatakan dapat menghasilkan biji benih yang cukup banyak dengan pertumbuhan yang relatif mudah.
Boroco lebih menyukai sinar matahari penuh serta yang lembab dan berdrainase baik. Walaupun begitu tanaman ini juga dapat mentolerir tanah kering yang buruk.
Bagian dari Boroco yang Umumnya Dikonsumsi
Beberapa sumber menyebutkan bawa selain digunakan sebagai tanaman hias, boroco juga dapat diolah menjadi bahan konsumsi dan merupakan sayuran yang memiliki kandungan bergizi. Daun, batang lunaknya dan pucuk muda dimasak dengan cara direbus dan digunakan dalam sup dan semur. Adapun benihnya menghasilkan minyak yang dapat dikonsumsi (Plants For A Future, 2023).
Kandungan dan Manfaat Boroco bagi Kesehatan
Daun boroco memiliki kandungan beta-karoten yang tinggi serta vitamin E, asam folat, asam askorbat, kalsium, besi, protein dan amarantin (Brassica, 2023).
Dalam pengobatan tradisional China, boroco yang lebih dikenal dengan nama Qingxiang telah banyak digunakan untuk meningkatkan fungsi penglihatan, serta maag, sebagai anthelminthic, untuk mengobati trauma darah dan hygro-paralisis. Namun ekstrak dari tanaman boroco tidak disarankan untuk pasien yang mengidap glaucoma karena dapat menyebarkan papila (Tang et al., 2016).
Di China anaman ini biasanya dikumpulkan pada musim gugur ketika matang, kemudian tanaman dipetik atau dipotong, dikeringkan, lalu bijinya dikumpulkan dan dihaluskan.