Identitas Penamaan
Sensitive partridge pea atau kacang sensitif secara ilmiah dinamakan sebagai Chamaecrista nictitans. Secara internasional dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini dikenal pula dengan nama Japanese tea senna, sensitive cassia atau wild sensitive plant.
Di Jepang, tumbuhan ini populer dengan nama kobo-cha atau nemu-cha. Sedangkan di Hawaii, tumbuhan ini populer dengan nama lauki.
Taksonomi
Kingdom | Plantae |
Phylum | Tracheophyta |
Class | Magnoliopsida |
Order | Fabales |
Family | Fabaceae |
Genus | Chamaecrista |
Species | Chamaecrista nictitans |
Asal
Spesies Chamaecrista nictitans merupakan spesies tumbuhan yang berasal dari daerah neotropis dan bagian selatan serta timur Amerika Serikat. Tumbuhan ini telah banyak dinatulasisasikan di berbagai kawasan beriklim tropis dan subtropis di dunia termasuk Indonesia (Jones, 2022).
Deskripsi Bentuk
Spesies Chamaecrista nictitans atau kacang sensitif adalah tumbuhan herba atau berkayu tahunan yang dapat tumbuh dengan ketinggian yang mencapai hingga 80 cm. Tumbuhan ini tumbuh bercabang dengan batang berwarna hijau yang berbulu. Namun, seringkali bagian permukaan atas batangnya berwarna kemerahan.
Daun - daun pada tumbuhan ini tumbuh secara berseling dengan panjang yang dapat mencapai hingga 10 cm dan lebar 3 cm. Daunnya memiliki peleah berbulu dengan panjang tangkai sepanjang 7 mm. Sekilas bentuk daunnya mirip dengan spesies tumbuhan putri malu dengan kebiasaan yang juga mirip yaitu yang ketika disentuh secara perlahan ia akan menutup.
Bunga pada tumbuhan ini berwarna kuning yang memiliki ukuran lebar 10 mm. Adapun kelopak pada bunganya tidak memiliki ukuran yang sama. Meskipun begitu, kelopak terbesar pada bunganya dapat mencapai panjang maksimal hingga 8 mm.
Buah pada tumbuhan ini berupa polong kering berbentuk pipih dan lonjong dengan panjang yang dapat mencapai hingga 20 sampai 40 mm dengan lebar 3 sampai 6 mm.
Kegunaan Lain dan Manfaat Kacang Sensitif bagi Kesehatan
Spesies Chamaecrista nictitans atau kacang sensitif dikatakan dapat berfungsi sebagai penstabil tanah. Secara umum, hal ini dikarenakan sifat pengikat nitrogennya (Jones, 2022). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh María Luisa Mateos-Martín et al. (2014) ditemukan bahwa ekstrak dari tumbuhan ini memiliki sifat antivirus yang dapat bekerja melawan virus herpes simpleks melalui penyusunan fenoliknya.