first published at:
updated at:
    Flora
    Setu Patok

Identitas Penamaan

Tanaman kisi - kisi secara ilmiah dalam bahasa Latin dinamakan sebagai Justicia gendarussa ‘Variegata’. Nama lain dari Justicia gendarussa Variegata dalam bahasa Latin yaitu Adhatoda subserrata dan Gendarussa vulgaris. Secara populer dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama variegated willow leaf shrimp plant, water willow atau willow-leaved justicia

Di Indonesia tanaman kisi - kisi dikenal pula dengan nama gandarusa, daun rusa atau besi - besi. Di India tanaman ini dikenal dengan nama bakaskala adulasakasanah atau vaidyasinha. Di Cina tanaman ini dikenal sebagai qin qiu dan di Malaysia selain dikenal sebagai gandarusa ia juga dikenal sebagai temenggong melela atau urat sugi.

Nama genusnya ‘Justicia’ mengacu pada James Justice, seorang ahli hortikultura dari Skotlandia (1730-1763). Sedangkan asal mula dari penamaan spesiesnya ‘gendarussa’ tidak jelas, tetapi kemungkinan diambil dari nama lokal spesies ini (NParks | Justicia Gendarussa “Variegata,” 2022).

Taksonomi

Kingdom

Plantae

Phylum

Tracheophyta

Class

Magnoliopsida

Order

Lamiales

Family

Acanthaceae

Genus

Justicia

Species

Justicia gendarussa

Asal

Tanaman kisi - kisi diyakini berasal dari Cina yang kemudian banyak menyebar dan dibudidayakan di wilayah Asia termasuk Indonesia, India, Malaysia, Sri Lanka, Filipina dan Bangladesh (Chandra & Lo, 2021). 

 

kisi - kisi - Justicia gendarussa Variegata - 2.jpg

Deskripsi Bentuk, Pertumbuhan dan Habitat

Kisi - kisi merupakan tumbuhan semak yang dapat tumbuh dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Tanaman ini dapat tumbuh dengan cepat dan tegak melalui batangnya yang bercabang dan berbentuk lanset seperti kepala tombak. 

Daun - daunnya tumbuh berhadapan dengan nuansa warna hijau, putih dan abu - abu yang menghasilkan bunga putih yang kecil. Berukuran panjang 7 sampai 14 cm dengan lebar 1 sampai 2,5 cm serta memiliki bentuk yang gundul di kedua sisi dengan ujungnya yang lancip dan tajam. Adapun buahnya berbentuk gundul dan berbiji 4 dengan panjang sekitar 12 mm.

Umumnya tanaman kisi - kisi menyukai tanah yang ringan, berpasir dan berdrainase baik dengan sinar matahari yang teduh dan lembab. Tanaman ini dikatakan bebas hama dan penyakit serta dapat diperbanyak melalui stek batang dan biji (NParks | Justicia Gendarussa “Variegata,” 2022).

 

Manfaat Kisi - Kisi bagi Kesehatan

Selain umumnya digunakan sebagai tanaman hias penduduk lokal Indonesia banyak memanfaatkan tanaman kisi - kisi dalam berbagai pengobatan tradisional. Beberapa studi dan penelitian telah berhasil membuktikan aktivitas antioksidan yang ditemukan pada tanaman kisi - kisi melalui kandungan senyawa flavonoid yang terdapat pada daunnya (Chandra & Lo, 2021). 

Kandungan lain yang terdapat pada keseluruhan tanaman ini adalah alkaloids, fenolik, saponin, steroid-terpenoid dan ifflorin A. Selain terbukti memiliki aktifitas antioksidan tanaman kisi - kisi juga terbukti memiliki aktifitas antibakteri dan antijamur terhadap strain patogen tertentu serta telah digunakan sebagai metode kontrasepsi tradisional di Indonesia. 

Senyawa ifflorin A pada tanamannya juga telah terbukti dapat dimanfaatkan sebagai obat anti-HIV serta pertama kali digunakan secara klinis pada beberapa kasus jenis dari penyakit HIV (Accelerator, 2023). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustinus Widodo et al. (2019) tumbuhan kisi - kisi atau Justicia Gendarussa melalui ekstrak daunnya menunjukan bahwa tanaman tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. Di Cina tanaman kisi - kisi juga digunakan sebagai bahan mentah dalam pengobatan tradisional untuk mengobati rematik (MOTOKURA et al., 2005).

Namun penggunaan tanaman kisi - kisi sebagai obat hebal perlu dengan hati - hati. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukan bahwa rebusan atau ekstrak alkohol dari akir dengan dosis sebanyak 10 - 20g/kg bersifat antipiretik dan depresan yang dapat menyebabkan diare hebat dan akhirnya kematian (MSU Herbal Garden, 2013). Penyakit karat juga ditemukan pada tanaman kisi - kisi yang diimpor dari Thailand di Jepang pada tahun 2002 sehingga pada awal kedatangannya perlu dilakukan proses karantina (MOTOKURA et al., 2005). 


Cetak catatan ini

Bagikan catatan ini

Ikuti Studiofru | Green Project melalui media sosial untuk mendapatkan informasi singkat mengenai flora dan fauna

Catatan Terbaru