first published at:
updated at:
    Flora
    Sumatera Barat
    Jawa Barat

Identitas Penamaan

Tumbuhan sawi langit atau yang dikenal juga dengan nama sirangak di daerah Sumatera Barat Indonesia secara ilmiah dalam bahasa Latin dinamakan sebagai Cyanthillium cinereum. Sebelumnya, spesies ini diklasifikasikan dengan nama ilmiah Vernonia cinerea. Secara internasional tumbuhan ini populer dengan nama little ironweed atau vernonia

Di Cina tumbuhan sawi langit dikenal sebagai ye xiang niu. Machaditarabo de buey atau yerba morada di negara - negara berbahasa Spanyol dan ayapana sauvage di Perancis. Di India tumbuhan ini dikenal dengan nama ankariankta atau sandrimura-saki-mukashi-yomogi di Jepang, agas-moro atau bulak-manok di Filipina dan rumput taki babi di Malaysia. 

Taksonomi

Kingdom

Plantae

Phylum

Tracheophyta

Class

Magnoliopsida

Order

Asterales

Family

 Asteraceae

Genus

Cyanthillium

Species

Cyanthillium cinereum

Asal

Tumbuhan sawi langit diyakini berasal dari wilayah tropis Asia yang meliputi Indonesia, India, Sri Lanka,Bangladesh, Bhutan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Myanmar, Jepang dan China serta wilayah tropis Afrika yang meliputi Yaman, Uganda, Tanzania, Senegal, Mali, Somalia dan Afrika Selatan serta Australia. Tumbuhan ini kemudian dinaturalisasikan di wilayah tropis Amerika dan kepulauan Pasifik.

Kemungkinan besar spesies ini masuk ke berbagai negara secara tidak sengaja sebagai kontaminan atau sebagai gulma pada bahan pembibitan (Rojas‐Sandoval & Acevedo‐Rodríguez, 2022). 

Deskripsi Bentuk

Sawi langit merupakan tumbuhan herba tahunan yang dapat tumbuh hingga ketinggian yang mencapai 80 hingga 150 cm. Batangnya hanya memiliki percabangan atau bahkan terkadang tidak memiliki cabang.  Daunnya berbentuk bulat telur atau elips dengan puncak yang lancip atau tumpul dengan tangkai daun yang memiliki panjang hingga 1,5 cm. 

Bunganya tersusun atas susunan kepala bunga dengan puncak yang datar. Masing - masing dari bunganya memiliki kuntum cakram yang berwarna merah muda atau keunguan. Namun tumbuhan ini tidak memiliki kuntum bunga. 

Spesies ini memiliki kemiripan dan dapat disalahartikan dengan spesies  Emilia sonchifolia. Perbedaannya terletak pada daun bunga spesies Emilia sonchifolia yang memiliki ukuran jauh lebih panjang dan berbentuk vas.

Sawi Langit Sebagai Gulma

Spesies ini mudah tersebar melalui angin dan berpotensi untuk tumbuh sebagai gulma di lahan pertanian dan padang rumput. Kini tumbuhan ini telah dinyatakan sebagai gulma pada 27 tanaman di 47 negara di wilayah Asia, Afrika Timur dan Barat serta Karibia (Rojas‐Sandoval & Acevedo‐Rodríguez, 2022). Di Indonesia tumbuhan sawi langit sebagai gulma telah banyak menyerang lahan pertanian padi, perkebunan cocoa, karet dan teh.

Manfaat Sawi Langit bagi Kesehatan

Masyarakat lokal suku Minangkabau di Sumatera Barat menggunakan tumbuhan sawi langit atau yang lebih dikenal sebagai singarak di daerah tersebut dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan luka. Uji klinis terhadap penggunaanya pun telah dilakukan melalui sebuah proses pengamatan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa minyak sirangak mampu mempercepat penyembuhan luka secara signifikan sebesar 85,6% dibandingkan kontrol dengan penyembuhan luka sebesar 71,6%. Analisis hematologi yang dilakukan oleh Muhammad Rahmanda Fadillah & Santoso (2019) juga menunjukkan bahwa minyak sirangak dapat meningkatkan jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, hematokrit, volume sel rata-rata (MCV) dan konsentrasi hemoglobin sel darah rata-rata (MCHC) secara signifikan terutama pada hari-hari awal pengobatan. 

Tidak hanya di Indonesia tumbuhan ini juga telah banyak digunakan secara tradisional dan tercatat dalam catatan Ayurveda. Adapun daun dari spesies Cyanthillium cinereum atau sawi langit dikatakan memiliki efek analgesik, antipiretik dan anti inflamasi. Pasta dari batang atau kulit kayunya digunakan untuk menyembuhkan luka, sedangkan bunganya secara tradisional digunakan untuk mengobati konjungtivitis, radang sendi dan rematik. Infus akarnya digunakan sebagai penangkal sengatan kalajengking dan bisa ular (Guha et al., 2011).

Di Filipina, spesies ini digunakan sebagai infus untuk mengobati batuk dan penyakit kulit. Tapal dari daunnya diyakini dapat mengurangi sakit kepala, sedangkan rebusan akarnya dapat meredakan sakit perut dan diare. Di Thailand, daunnya digunakan dalam pengobatan asma dan bronkitis. Sedangkan tunas mudanya dimakan sebagai sayur yang dimasak di Jawa (Rojas‐Sandoval & Acevedo‐Rodríguez, 2022).

Meskipun umumnya digunakan secara tradisional untuk membantu mengobati penyakit dan luka, tumbuhan sawi langit juga digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk berhenti merokok di Thailand. Hingga kini penggunaannya cukup populer hingga terjadinya tindakan pemalsuan produk dengan spesies Emilia sonchifolia (L.) DC. yang banyak ditemukan di pasar herbal (Kannika Thongkhao et al., 2020). 


Cetak catatan ini

Bagikan catatan ini

Ikuti Studiofru | Green Project melalui media sosial untuk mendapatkan informasi singkat mengenai flora dan fauna

Catatan Terbaru