first published at:
updated at:
    Jawa Barat
    Flora

Identitas Penamaan

Teki secara ilmiah dalam bahasa Latin dinamakan sebagai Cyperus rotundus. Secara populer dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama nut grass, purple nutsedge, Java grass, water grass atau red grass.

Di Malaysia, tumbuhan ini populer dengan nama rumput haliya hitannotha di Pakistan dan balisanga di Filipina. Sedangkan di India, tanaman ini populer dengan nama nagarmothadeela, kolai atau gantola

Nama genusnya Cyperus berasal dari kata Cypeiros yang merupakan nama dalam bahasa Yunani kuno. Sedangkan nama spesifiknya, rotundus, merupakan kata Latin yang berarti bulat yang mengacu pada bentuk umbi pada tumbuhan tersebut (Imam et al., 2014). 

Taksonomi

Kingdom

Plantae

Phylum

Tracheophyta

Class

Magnoliopsida

Order

Poales

Family

Cyperaceae

Genus

Cyperus

Species

Cyperus rotundus

Asal

Spesies Cyperus rotundus atau yang lebih dikenal dengan nama teki atau teki ladang di Indonesia diyakini berasal dari India. Namun, banyak juga ahli botani yang meyakini bahwa spesies ini berasal dari wilayah bagian utara dan timur Australia. 

Kini, penyebaran dari spesies teki yang lebih banyak diterima yaitu berasal dari wilayah tropis dan subtropis Dunia Lama (Old World) terutama benua Afrika dan kawasan Eurasia termasuk Indonesia (pulau Jawa, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera) di mana keberadaannya dapat dijumpai di 92 negara wilayah tersebut (J Rojas-Sandoval & P Acevedo-Rodríguez, 2022). 

Deskripsi Bentuk 

Teki merupakan tanaman rumput berumur panjang dengan ketinggian yang dapat mencapai hingga setinggi 50 cm. Spesies ini dapat menghasilkan jaringan batang bawah tanah yang merambat dengan umbi kecil berukuran panjang kira - kira 10 - 25 mm.

Adapun batangnya berdiri dalam posisi tegak dan bersiku tiga pada penampang daunnya yang sempit. Batangnya memiliki permukaan yang halus dan ditumbuhi jambul pada pangkalnya. 

Sedangkan kepala bijinya umumnya memiliki 3 sampai 8 cabang dengan panjang yang bervariasi dan ditumbuhi oleh 2 hingga 4 bracts daun berwarna hijau.  Cabang - cabang tersebut memiliki beberapa bulir bunga berwarna cokelat kemerahan atau cokelat keunguan dengan bentuk yang memanjang berukuran panjang 10 sampai 25 mm dan lebar 2 - 2,5 mm. 

Habitat

Teki dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dan dapat bertahan pada cuaca dengan temperatur yang tinggi. Tumbuhan ini dapat dijumpai pada berbagai macam habitatnya seperti lahan pertanian, perkebunan, daerah limbah, padang rumput, tepi sungai, tepian pasir, saluran irigasi, dan lahan - lahan kosong alami lainnya. 

Sifat Invasif

Teki merupakan jenis rumput yang dikatakan telah menjadi salah satu gulma terburuk di dunia. Spesies ini telah dilaporkan pada lebih dari 90 negara di mana ia tumbuh menjadi gulma pada setidaknya 52 jenis lahan tumbuhan berbeda di seluruh dunia (J Rojas-Sandoval & P Acevedo-Rodríguez, 2022). Sifat invasifnya terjadi karena ketika dicabut, rimpangnya yang masih tertinggal di tanah akan tumbuh kembali dalam jumlah yang lebih banyak (Rahmadi R, 2024). 

Manfaat Teki bagi Kesehatan dan Kegunaan Lainnya

Walaupun telah dinyatakan sebagai salah satu gulma terburuk di dunia di mana keberadaannya dapat mengancam produksi perkebunan, beberapa sumber penelitian mengklaim bahwa spesies Cyperus rotundus atau teki memiliki manfaat bagi kesehatan dan lingkungan. 

Di India melalui catatan pengobatan Ayurveda kuno Charaka Samhita disebutkan bahwa teki yang dikenal dengan nama musta atau musta moola churna telah digunakan pada pengobatan tradisional untuk mengobati demam, gangguan sistem pencernaan, dismenore dan penyakit lainnya (Imam et al., 2014). 

Pengunaannya dalam produksi farmasi juga telah dilakukan terutama di India dan China dengan khasiatnya yang digunakan untuk mengatasi deuretik, obat cacing, batuk, asma bronkial dan demam. Sedangkan bagi lingkungan, tumbuhan rumput teki dapat membantu proses mengikat tanah (J Rojas-Sandoval & P Acevedo-Rodríguez, 2022). Meskipun begitu, sifat negatifnya sebagai gulma yang invasif tampaknya jauh melebihi kegunaannya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ashraf et al. (2010) dengan cara metode analisis terhadap 36 jenis tumbuhan yang dikumpulkan di kawasan tambang tua bernama Bestari Jaya berhasil menemukan bahwa teki memiliki potensi yang cukup tinggi melalui kemampuannya dalam menyerap logam berat khususnya timah (Rahmadi R, 2024). 

Sementara itu, beberapa senyawa yang terkandung pada rumput teki di antaranya yaitu kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, seskuiterpenoid, tanin, dan saponin pada bagian umi dan daun. Sedangkan beberapa bahan nabati pada rumput teki dikatakan dapat digunakan sebagai senyawa penolak serangga, antifungus, anti mikroba dan toksin (KUSUMAWARDANI, KOMANG DEMA, 2018).


Cetak catatan ini

Bagikan catatan ini

Ikuti Studiofru | Green Project melalui media sosial untuk mendapatkan informasi singkat mengenai flora dan fauna

Catatan Terbaru