Identitas Penamaan
Ubi jalar secara ilmiah dalam bahasa Latin dinamakan sebagai Ipomoea batatas. Secara internasional dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama sweet potato.
Di Indonesia ubi jalan memiliki banyak nama lain. Diantaranya yaitu ubi rambat, ubi manis, ubi Jawa, ubi jenderal, petatas atau ketala.
Taksonomi
Kingdom | Plantae |
Phylum | Tracheophyta |
Class | Magnoliopsida |
Order | Solanales |
Family | Convolvulaceae |
Genus | Ipomoea |
Species | Ipomoea batatas |
Asal
Berikut merupakan tulisan sejarah singkat ubi jalan yang dikemukakan oleh Roullier et al. (2013), tanaman ubi jalan berasal dari wilayah tropis Amerika yang kemudian menyebar ke wilayah Pasifik pada sekitar tahun 1100 - 1200 M melalui klon prasejarah oleh pelaut Polinesia melalui pesisir Amerika Selatan hingga Polinesia bagian timur. Ubi kemudian terlebih dahulu mencapai Hawaii, Selandia Baru dan Pulau Paskah sebelum melakukan kontak dengan Eropa.
Barulah pada sekitar tahun 1550 M, para penjelajah Portugis memindahkan kultivar India Barat ke Afrika, India dan daerah jajahannya di kepulauan Maluku di Indonesia. Setelahnya, pada sekitar tahun 1522 M kapal - kapal Spanyol “Acapulco - Manila” mungkin telah menyebarkan klon ubi jalan dari Meksiko ke Filipina segera setelah penalukan Spanyol atas wilayah kepulauan Filipina.
Ubi jalar berdasarkan bukti linguistik mencapai Papua Nugini pada sekitar tahun 1650 M (pasca era Magellanic) melalui perdagangan domestik dari Maluku ke Papua (bagian wilayah Indonesia). Lalu ubi jalan disebarkan ke wilayah dataran tinggi Papua Nugini pada tahun 1700 M hingga akhirnya tanaman ini menjadi tanaman terpenting di daerah tersebut sampai saat ini.
Diversifikasi tanaman ubi jalan terjadi di Papua Nugini hingga memungkinkannya dianggap sebagai pusat sekunder keanekaragaman genetik ubi jalan yang paling penting dengan total kultivar yang ditanam diperkirakan hingga sebanyak 5000 kultivar.
Deskripsi Bentuk dan Pertumbuhan
Ubi jalan adalah tanaman herba abadi dengan daun yang tumbuh berselang - seling berbentuk segitiga. Helaian daunnya memiliki ukuran yang bervariasi yang umumnya berukuran panjang 5 sampai 13 cm dengan bentuk seperti hati. Sebagian besar dari permukaan daunnya gundul, jarang berbulu dengan ujungnya yang membulat hingga runcing. Warna dari daunnya biasanya berwarna hijau, namun karena penumpukan antosianin terutama di sepanjang urat daun, warnanya bisa menjadi ungu (Wikipedia contributors, 2023).
Batangnya merayap di tanah dan membentuk akar bawahan di simpulnya. Tergantung dari varietasnya, panjang total batangnya bisa mencapai hingga 0,5 sampai 4 meter.
Adapun beberapa varietas unggul dari tanaman ubi jalar yang ada di Indonesia yaitu daya, karya, gedang, prambanan, borobudur, mendut, kalasan, cangkuang, sewu, sukuh, jago, kidal, sari, boko, cilembu, papua salosa, papua pattipi, sawentar, beta dan antin (Wilayah, 2022). Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas pada tahun 2001 yaitu cilembu yang berasal dari Sumedang (Kontributor dari proyek Wikimedia., 2023).
Ubi jalan dapat dipanen beberapa kali dalam setahun. Tanaman ini juga merupakan salah satu tanaman yang dapat dipanen selama musim hujan. Namun di Indonesia, ubi jalar umumnya ditanam pada musim kemarau setelah panen padi dengan tanah yang diolah secara sempurna melalui pembajakan yang dilakukan sebanyak 2 kali dengan kedalaman sedalam lebih dari 30 cm. Ubi jalar dipanen setelah daunnya telah menguning. Kira - kira pada umur 3,5 - 5 bulan pada lahan di dataran rendah dan 6 -8 bulan pada lahan di dataran tinggi (Wilayah, 2022).
Kandungan, Komersialiasi dan Manfaat Lain dari Tanaman Ubi Jalar bagi Kesehatan
Masyarakat lokal di Papua Nugini nampaknya sangat bergantung pada tanaman ubi jalar. Ubi jalar banyak dimanfaatkan sebagai makanan dan sebagai pakan babi dan hasil panennya memainkan peranan penting dalam ritual budaya seperti misalnya untuk sistem pertukaran seremonial. Popularitas dari pemanfaatan dan penerapanya sebagai tanaman kemudian menggantikan tanaman tradisional talas (Colocasia esculenta) hingga menyebabkan pertumbuhan demogradis yang pesat dan mengubah sosial masyarakatnya (Roullier et al., 2013).
Ubi jalar kini telah menjadi komoditas makanan yang banyak dibudidayakan di berbagai negara. Pembudidayaannya banyak dilakukan di wilayah Asia Timur, Oseania dan wilayah Sub-Sahara Afrika. China merupakan negara penghasil tanaman ubi jalar tertinggi di dunia dengan panel yang mencapai 76,07% dari total produksi dunia.
Daun merupakan salah satu bagian dari tanaman ubi jalar yang bisa dikonsumsi. Beberapa kandungan diketahui berada pada daun tanaman ini, diantaranya yaitu vitamin B2, C, E, biotin dan beta-karoten. Jumlah dari kandungan - kandungan tersebut lebih banyak dibandingkan dari bagian batang dan cabangnya (Hoang Chinh Nguyen et al., 2021).
Tidak hanya sampai di situ daunnya juga dikatakan mengandung banyak konsentrasi polyphenolics yang diklaim memiliki aktivitas antioksidan, anti-kanker, anti-diabetes, kardioprotektif, anti-mikroba, hepatoprotektif serta dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh (Mohammad Khairul Alam, 2021).