first published at:
updated at:
    Setu Patok
    Flora

Identitas Penamaan

Bawang secara ilmiah dalam bahasa Latin dinamakan sebagai Allium cepa. Secara internasional tumbuhan ini dikenal dengan nama onion. Nama populernya sebagai “onion”  kemungkinan berasal dari bahasa Latin untuk unus, yang berarti “satu”.

Bawang merah sebagai salah satu varietas jenis dari tanaman bawang secara ilmiah dinamakan sebagai Allium cepa var. aggregatum. Sebelumnya, nama Latin bawang merah adalah Allium ascalonium, sebuah nama yang merujuk pada popularitasnya di sebuah kota abad pertengahan Ascalon atau Port of Ascalon di Palestina yang kini dikenal sebagai kota tepi laut distrik selatan Ashkelon di Israel.

Nama populernya secara internasional dalam bahasa Inggris dikenal sebagai shallot berasal dari bahasa Prancis Kuno eschalotte, melalui eschaloigne, dari bahasa Latin Ascalōnia caepa atau bawang Ascalonian (Collins Dictionaries, 2023).

Di Indonesia bawang merah memiliki banyak nama lain sesuai dengan bahasa daerahnya. Bawang merah dalam bahasa Sunda dinamakan sebagai bawang beureum, sedangkan dalam bahasa Jawa disebut sebagai brambang (Putrasamedja and Suwandi, 1996). 

Taksonomi

Kingdom

Plantae

Phylum

Tracheophyta

Class

Magnoliopsida

Order

Asparagales

Family

Amaryllidaceae

Genus

Allium

Species

Allium cepa

Variety

Allium cepa var. aggregatum

Asal dan Sejarah Penyebaran Bawang

Kebanyakan para ahli botani dan arkeologi menyetujui bahwa bawang kemungkinan besar berasal dari wilayah Asia tengah pada kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Sementara itu beberapa ahli botani dan arkeologi berpendapat bahwa bawang pertama kali tumbuh di Iran dan wilayah barat Pakistan. Namun, hampir dapat dipastikan bahwa kini bawang ditanam di seluruh dunia baik di negara - negara beriklim tropis maupun subtropis, termasuk Indonesia. 

Bawang adalah salah satu tanaman budidaya tertua di dunia. Tanaman ini mungkin dikenal di India, Cina, dan Timur Tengah sebelum sejarah tercatat (National Onion Association, 2019). 

Sejarah bawang dimulai setidaknya pada tahun 320 sampai 2800 SM dari sebuah temuan pada makam Mesir kuno. Lalu bawang merah menyebar ke India pada sekitar 600 SM dan telah menyebar ke Eropa utara pada awal Abad Pertengahan (Yamaguchi, 1983).

Naturalis Romawi, Pliny the Elder, menyebutkan bawang merah sebagai salah satu dari enam jenis bawang yang dikenal orang Yunani dalam ensiklopedia Naturalis Historia (Natural History) pada tahun 77 M. Orang Mesir kuno menganggap bentuk bolanya sebagai simbol atas alam semesta, dan bola konsentris kosmos Aristoteles juga pada saat yang sama disamakan dengan bawang. 

Konsumsinya oleh manusia dapat ditelusuri kembali ke Zaman Perunggu, ketika bawang makanan pokok di banyak peradaban awal, dan sangat penting di era Mesir kuno. Selain dikonsumsi sebagai makanan, orang Mesir juga memuja bawang karena mengira cincin konsentrisnya melambangkan kehidupan abadi. Bawang juga dikatakan sering dikuburkan bersama orang mati. 

Atlet Yunani kuno mengonsumsinya dalam jumlah besar karena mengira hal itu akan "menyeimbangkan" darah mereka dan meningkatkan kecakapan atletik mereka. Kemudian, setelah menaklukkan Yunani, orang Romawi juga memakan bawang secara teratur dan mengoleskannya pada para gladiator untuk mengencangkan otot mereka (Division of Plant Sciences, 2011).

Bangsa Romawi juga dikatakan sebagai orang - orang yang memperkenalkan bawang ke Inggris dan wilayah Dunia Baru. Pada tahun 1554, bawang merah ditanam di Spanyol, Italia, Prancis, dan Jerman.  Baldassare Pisanelli pada abad ke-17, seorang dokter di Italia, menggambarkan bawang merah sebagai “makanan lezat yang menggugah nafsu makan saat panas dan nikmat diminum.” Budidaya bawang merah menyebar ke Inggris dari Perancis pada tahun 1663, dan bawang merah menjadi tanaman umum di Amerika pada tahun 1806 (American Botanical Council, 2023). Sedangkan Di Swedia, tanaman ini baru mulai tersebar pada sekitar tahun 1830 dan 1860 dengan hukum abad pertengahan yang menyarankan untuk bawang menjadi bagian dari makanan sehari-hari di Swedia setidaknya sejak abad keempat belas (De Vahl, 2023).

Deskripsi Bentuk dan Pertumbuhan

Bawang merupakan tanaman tahunan dengan akar serabut yang memiliki sistem perakaran dangkal dan cabang berpencar. Akarnya dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm dari permukaan tanah dengan percabangan yang menyebar secara radial hingga sekitar 30 cm dari batangnya. 

Tanaman ini memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh). Daunnya berbentuk silindris kecil yang memanjang dengan panjang yang dapat mencapai hingga 70 cm. 

Bunga - bunganya tersusun secara melingkar pada ujung tangkai bunga yang keluar dari titik tumbuh tanamannya. Tangkai bunganya dapat tumbuh panjang hingga 30 sampai 90 cm. 

Buahnya kering dan berbentuk bulat dengan ujung yang tumpul dan membungkus biji yang dapat dihasilkan hingga 2 sampai 3 butir perbuahnya. Biji - bijinya dapat digunakan sebagai bahan benih untuk memperbanyak tanaman secara generatif (Admin, “Bawang Merah (Allium Cepa L.) – CCRC”, 2010). 

Komersialisasi Bawang Merah

Cina merupakan negara terbanyak penghasil budidaya bawang dengan penghasilan sejumlah kurang lebih 860 ribu ton pertahunnya. Posisi kedua dan ketiga diisi oleh Mali yang berhasil menghasilkan bawang sebanyak kurang lebih 680 ribu ton pertahunnya dan Jepang dengan penghasilan sebanyak kurang lebih 512 ribu ton pertahunnya. 

Di Indonesia sendiri bawang telah banyak dibudidayakan di hampir seluruh wilayah negara hingga mencapai 24 provinsi dari 30 provinsi. Adapun provinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatera Utara, Sumatara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, bali, NTB, dan Sulawesi selatan (Admin, “Bawang Merah (Allium Cepa L.) – CCRC”, 2010).

Kandungan dan Manfaat Lain dari Bawang Merah bagi Kesehatan

Bawang merah diketahui mengandung beberapa senyawa kimia yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Diantaranya yaitu protein, mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, serat, flavonoid, kuersetin dan antioksidan. 

Secara tradisional bawang merah diyakini dapat menyembuhkan penyakit demam, kencing manis dan batuk. Sedangkan kandungan kuersetin dan antioksidannya yang kuat dapat bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Bawang yang kaya akan kandungan flavonoid dapat membantu mendeaktifkan banyak karsinogen potensial dan pemicu tumor seperti menggantung pertumbuhkan sel sensitif estrogen pada kanker payudara (Admin, “Bawang Merah (Allium Cepa L.) – CCRC”, 2010). 

Bawang dalam Budaya Kuliner

Pada berbagai budaya kuliner di dunia bawang banyak digunakan sebagai salah satu rempah atau bahan dari berbagai hidangan. Bawang dapat digunakan baik dalam bentuk segar dalam salad maupun setelah diolah melalui pengawetan, penggorengan dan lain sebagainya. 


Cetak catatan ini

Bagikan catatan ini

Ikuti Studiofru | Green Project melalui media sosial untuk mendapatkan informasi singkat mengenai flora dan fauna

Catatan Terbaru