Capung atau yang secara internasional dikenal dengan nama dragonfly secara ilmiah dinamakan sebagai subordo Anisoptera. Hewan ini memiliki nama sebuatan lain seperti darner (tisik), devil’s arrow (panah setan), atau devil’s darning needle (jarum tisik setan).
Hewan ini merupakan salah satu dari 3000 spesies serangga predator udara yang paling sering dan mudah untuk dijumpai di habitat air tawar. Capung sendiri memiliki sekitar 5000 spesies yang tersebar di seluruh dunia.
Orang - orang seringkali menyamakan capung atau dragonfly dengan damselfies walaupun kedua spesies tersebut memiliki karakteristik bentuk yang cukup berbeda. Sebagian orang juga memilih untuk menyebut capung dengan nama odonata, yaitu nama ordo dari spesies capung Anisoptera (dragonfly) dan Zygoptera (damselfies).
Odonata sendiri merupakan nama dari bahasa Yunani Kuno, odon yang berarti gigi. Nama tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli zoologi spesilas insecta asal Denmark yang bernama Johan Christian Fabricius (Anjarwati).
Bentuk Fisik serta Perbedaan antara Capung Anisoptera dan Zygoptera
Spesies capung Anisoptera dicirikan oleh tubuh panjang mirip helikopter dengan dua pasang membran sayap yang berurat rumit dengan warna sayap yang umumnya transparan namun memiliki tanda berwarna. Pada banyak spesies warna sayapnya akan berubah seiring bertambahnya usia pada capung.
Sepasang sayapnya baik pada bagian depan dan belakang memiliki bentuk yang berbeda dan terbentang secara horizontal. Namun, dalam segi ukuran sayap belakang biasanya lebih pendek dan lebih lebar dari sayap depan.
Bagian tubuhnya secara keseluruhan yaitu terdiri atas kepala, sayap, kaki, abdomen dan thoraks.
Kepala capung berukuran cukup besar hingga memungkinan dirinya untuk melihat dari berbagai sudut. Fakta menarik mengenai bentuk fisiknya ialah capung memiliki tiga kaki yang masing - masing ditutupi oleh bulu pendek. Sedangkan ekornya yang pendek dan runcing memiliki fungsi utama untuk kebutuhan reproduksi.
Berbeda dengan capung Anisoptera, sepasang sayap damselfies atau Zygoptera terbentang dan saling menempel secara vertikal. Tubuhnya juga tidak sekuat capung sehingga dapat dikatakan bahwa ia tidak dapat terbang dengan kekuatan yang sama seperti capung. Sebuah laporan juga menyebutkan bahwa capung Zygoptera terutama yang bermata biru hanya dapat ditemukan di wilayah Amerika Utara dan Amerika Tengah.
Evolusi Capung
Sarah Zielinski melalui sebuah artikel pada media online Smithsonian Magazine menyatakan bahwa capung merupakan salah satu serangga bersayap pertama yang berevolusi semenjak sekitar 300 juta tahun yang lalu. Capung pada masa modern memiliki sayap dengan lebar yang hanya dua sampai lima inci, tetapi fosil capung yang telah ditemukan memiliki sayap dengan lebar hingga dua kaki. Ia juga menambahkan mengenai beberapa ilmuwan telah berteori bahwa kadar oksigen yang tinggi selama era Paleozoikum memungkinkan capung tumbuh hingga seukuran monster.
Ordo Odonata terdiri dari empat subordo yang telah punah dan dua subordo yang masih hidup. Subordo yang punah adalah Protanisoptera dan Archizygoptera dari Periode Permian (299 juta hingga 251 juta tahun yang lalu), Triadophlebiomorpha dari Periode Triassic (sekitar 251 juta hingga 200 juta tahun yang lalu), dan Anisozygoptera dari periode Triassic hingga Cretaceous (251 juta hingga 65,5 juta tahun lalu). Satu-satunya subordo yang diketahui masih hidup adalah Anisoptera dan Zygoptera (The Editors of Encyclopaedia Britannica, “Dragonfly | Description, Anatomy, Habitat, Life Cycle, and Facts”).
Perilaku Hidup Capung
Secara umum capung berhabitat di wilayah perairan dan akan berkembangbiak di dalam air. Dalam tahap larva, capung dapat bertahan hidup hingga dua tahun di dalam air dengan variasi habitat air tawar dangkal termasuk lubang pohon, kolam, rawa-rawa, dan sungai. Capung akan hidup di air dan memakan apa saja yang mereka temukan seperti berudu, nyamuk, ikan, larva serangga lain, dan bahkan satu sama lain.
Pada akhir tahap larvanya, capung merangkak keluar dari air, kemudian kerangka luarnya terbuka dan melepaskan perut serangga yang telah dikemas seperti teleskop. Empat sayapnya keluar, kemudian mereka akan mengering dan mengeras selama beberapa jam hingga beberapa hari berikutnya (Zielinski).
Daur hidup capung dapat dikatakan sangat pendek. Mereka hanya akan hidup selama 4 hingga 6 bulan.
Walaupun merupakan hewan karnivora pemakan serangga seperti kupu - kupu dan nyamuk namun capung memiliki manfaat yang baik bagi pertanian dan perkebunan. Karena sebagai pemakan serangga ia juga akan memakan hama yang ada di ladang pertanian dan perkebunan.
Fakta Menarik Lainnya Tentang Capung sebagai Predator yang Hebat
Capung dapat memakan mangsanya sambil tetap terbang. Mereka menangkap serangga mangsanya dengan menggunakan kaki sehingga sangat efisien dalam melakukan perburuan.
Capung akan merobek - robek tubuh mangsanya sampai berbetuk gumpalan sebelum akhirnya mereka menelannya. Dengan menggunakan mata majemuknya, capung dapat memprediksi arah terbang serta sudut dan kecepatan mangsanya (Direktorat Kampus ITB).