Tumbuhan Apa Saja yang Diketahui Mengandung Karbohidrat

Pengertian dan Peran Karbohidrat dalam Tubuh
Karbohidrat adalah molekul yang mengandung atom karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) serta merupakan satu dari tiga makronutrien dalam makanan manusia Bersama dengan protein dan lemak. Karbohidrat memainkan peran penting dalam tubuh manusia dengan fungsi utama sebagai sumber energi. Selain itu, molekul ini pula membantu mengontrol glukosa darah dan metabolisme insulin, berpartisipasi dalam metabolisme kolesterol dan trigliserida serta membantu proses fermentasi.
Karbohidrat berproses melalui saluran pencernaan yang memecah unsurnya menjadi glukosa yang berguna sebagai energi setelah dikonsumsi. Kelebihan glukosa dalam aliran darah disimpan dalam hati dan jaringan otot hingga energi lebih lanjut dibutuhkan.
Karbohidrat dalam makanan dapat dikatakan sebagai sumber energi utama manusia. Secara tradisional, karbohidrat diklasifikasikan berdasarkan panjang polimer menjadi karbohidrat sederhana dan kompleks, yang tidak selalu mencerminkan dampaknya terhadap kesehatan. Gula sederhana seperti fruktosa, glukosa, dan laktosa, meskipun memiliki efisiensi energi dan kandungan kalori yang serupa, memberikan efek metabolic yang sangat berbeda, sehingga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis jika dikonsumsi secara berlebihan.
Biji - bijian, sayuran, buah - buhan, kacang - kacangan, susu, dan produk olahan susu merupakan sumber utama karbohidrat dalam makanan. Biji - bijian dan beberapa jenis sayuran seperti jagung dan kentang kaya akan pati, sedangkan ubi jalar sebagian besar mengandung sukrosa, bukan pati.
Buah -- buahan dan sayuran berdaun hijau tua mengandung sedikit atau tidak ada pati, tetapi menyediakan gula serta sebagian serat pangan. Definisi sumber karbohidrat berkualitas umumnya mencakup makanan nabati, kandungan biji - bijian utuh, dan serat pangan, serta penyediaan zat gizi yang menjadi perhatian seperti kalium, vitamin D, kalsium dan serat pangan (Slavin & Engstrom, 2024).
Tumbuhan apa Saja yang Mengandung Karbohidrat?
Padi (Oryza sativa)
Tanaman padi secara garis besar terbagi atas tiga sub spesies yaitu O. indica, O. japonica dan O. glaberrima. Sub spesis indica merupakan varietas yang banyak dibudidayakan di wilayah Asia Selatan seperti India dan Pakistan yang memiliki karakteristik utama berupa butir berasnya yang lebih panjang dan tidak lengket. Berbeda dengan sub spesies japonica yang lebih pendek dan cenderung lengket.
Padi merupakan tumbuhan tahunan yang dapat tumbuh hingga 50 sampai 130 cm dengan batang yang tegak dan gundul serta terdiri atas gugusan dan ruas (NParks | Oryza Sativa, 2021). Setiap gugusannya menghasilkan satu daun.
Daun tersusun dalam dua barisan dengan pelepah daun yang mula-mula saling menempel hingga membentuk batang semu. Helaian daunnya memiliki ujung yang tepi yang lancip. Bunganya tunggal yang bertumpu pada tangkai yang pendek. Setiap bunganya merupakan biseksual dengan 6 benang sari dan 2 kepala putik berbulu halus. Butiran beras dari tanaman padi memiliki banyak variasi warna yang diantaranya yaitu putih, cokelat, hitam, ungu dan merah.
Beras mengandung banyak karbohidrat yang dapat menambah energi namun dapat pula menambah gula darah. Di lain sisi beras cokelat memiliki kandungan serat yang lebih banyak yang mana dapat membantu menjaga kesehatan usus dan mengurangi peradangan (Atli Arnarson Ph.D, 2020).
Beras hitam dikatakan memiliki nilai gizi yang tinggi karena kaya akan sumber berbagai vitamin seperti vitamin A, B dan E, asam amino dan lipid serta serat pangan. Kehadiran pigmen tumbuhan flavonoid antosianin pada beras hitam berkontribusi terhadap warna ungu kehitaman dan sifat antioksidan yang kuat (Bhardwaj et al., 2023).
Taka (Tacca leontopetaloides)
Di Indonesia, taka dikenal dengan beberapa ragam nama yang berbeda - beda sesuai dengan bahasa daerahnya. Masyarakat di kabupaten Belitung mengenal taka dengan sebutan nubong. Di Garut masyarakat menyebutnya sebagai jalawure, kecondang di Karimunjawa, oto'o di pulau Madura, dan lorkong atau toto'an di Kangean.
Taka merupakan tumbuhan terna berumbi abadi yang terdiri atas batang rimpang yang darinya muncul hingga 3 daun bertangkai panjang. Daun - daunnya yang berlubang banyak memiliki helaian daun yang lebar dan berbentuk menyerupai tetesan air mata atau telur lonjong dengan setiap lobusnya berukuran hingga 70 x 120 cm.
Taka dapat dijumpai dengan mudah di hampir sepanjang garis pantai pulau Jawa serta pulau lain di Indonesia. Selain tumbuh di area garis pantai, taka juga kadang dapat dijumpai di area hutan hujan di Indonesia.
Taka dapat hidup pada berbagai jenis tekstur tanah. Namun, untuk tumbuh dengan baik taka menyukai kondisi tanah yang didominasi oleh pasir. Taka juga hidup secara soliter atau berkelompok di bawah naungan maupun pada area terbuka. Meskipun begitu, produksi umbi terbesar diperoleh pada tanaman di area terbuka (Lestari et al., 2014).
Taka memiliki keunggulan berupa umbi yang dapat menyimpan air dan karbohidrat. Hal ini menjadikannya sebagai tanaman potensial sumber karbohidrat alternatif untuk daerah kering dan pesisir pantai. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai terutama di pulau - pulau kecil memanfaatkan taka sebagai bahan pangan ketika gelombang pasang yang dapat menyebabkan pasokan bahan makanan datang.
Masyarakat di kepulauan Karimunjawa juga telah memanfaatkan pati umbi taka untuk pembuatan bubur dan kue. Bagian tajuknya dimanfaatkan sebagai hijauan (Lestari et al., 2014).
Taka dikatakan dapat menjadi bahan makanan pengganti beras dan terigu dengan kandungan pati yang mirip dengan kentang (adm-bappeda, 2024). Upaya pengolahannya menjadi bahan makanan telah dilakukan di Desa Terong Kecatamatan Sijuk Kabupaten Belitung. Taka diolah hingga menjadi terigu kemudian dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kue, roti dan mie.
Tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif pengganti sumber karbohidrat, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati Rachmawati et al. (2022) berhasil ditemukan bahwa taka memiliki beberapa kandungan yang dapat membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol. Adapun beberapa senyawa aktif yang terdapat pada taka diantaranya yaitu flavonoid, tanin, fenolik, steroid dan alkaloid.
Kersen/Ceri (Muntingia calabura)
Kersen berasal dari wilayah Amerika Selatan terutama di negara - daerah dengan derah beriklim tropis seperti Meksiko bagian Selatan, Belize, Kosta Rika, Elsalvador, Guatemala dan Peru. Sebuah laporan menyebutkan bahwa tumbuhan ini dibawa dari Meksiko ke Filipina pada akhir abad ke-19 masehi dan kemudian ke Thailand, sebelum datang ke Semenanjung Malaysia dan selanjutnya Singapura pada tahun 1895 kemudian Indonesia(Areces-Berazain). Kelelawar dan merpati hijau dianggap sebagai penyebab utama keberadaan kersen di tanah kosong di pulau Kalimantan.
Kersen merupakan pohon kecil evergreen (selalu hijau) yang dapat tumbuh dengan cepat. Tingginya mampu mencapai hingga 8 hingga 13 meter dengan sebaran distribusi di daerah dataran rendah beriklim tropis lembab.
Pohonnya dapat tumbuh dengan bebas dan beregenererasi dengan cepat di sebagian tanah, termasuk tanah alkalin dan salin. Dapat metolerir kekeringan, keteduhan dan gulma hingga tumbuh subur di tanah. Umur maksimum pohon kersen diperkirakan dapat mencapai hingga sekitar 30 tahun. Secara garis besar pohonnya cukup rindang sehingga dapat digunakan sebagai peneduh bagi hewan ternak.
Buahnya berukuran kecil dengan diameter sekitar 0,7 hingga 1,3 cm berisi biji - biji yang terkubur di dalam daging dengan tekstur yang lembut. Berwarna hijau ketika belum matang dan berwarna merah ketika matang terasa manis. Selain biasa dimakan oleh manusia, buahnya juga kerap dimakan oleh burung dan satwa liar lainnya.
Daun kersen dikatakan mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, triterpenoid, glikosida, antrakinon, fenol, air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, besi, karoten, tianin, ribofalin, niacin, dan kandungan vitamin C. Secara tradisional dan melaui pengetahuan terhadap kandungan yang terdapat pada daun pohonnya, kersen banyak digunakan sebagai obat untuk penurun panas, obat asam urat, obat batuk, obat untuk menurunkan kadar gula darah atau diabetes dan sebagai antiseptik alami.
Srikaya (Annona squamosa)
Termasuk ke dalam tumbuhan evergreen, srikaya dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 4 sampai 6 meter. Ciri utama pohon ini adalah buahnya yang berwarna hijau kekuningan yang menyerupai kerucut pinus pendek. Srikaya diserang oleh sejumlah hama yang memakan akar, batang, daun dan buahnya serta jamur pada buahnya yang kering dan busuk.
Buahnya terbentuk oleh perpaduan dari banyak ovarium matang yang memiliki ukuran diameter 7,5 sampai 10 cm dan berat kira - kira 113 sampai 682 gram. Berbeda dengan sirsak (Anonna muricata) yang berkerabat dekat, srikaya memiliki buah dengan kulit yang beruas - ruas yang dapat terpisah saat sudah matang. Srikaya memiliki banyak biji dengan kira - kira terdapat 30 hingga 40 butir biji terdapat pada masing - masing buahnya.
Secara umum, pohon srikaya harus ditanam di bawah sinar matahari penuh untuk pertumbuhan untuk menghasilkan produksi buah terbaik. Srikaya dapat beradaptasi dengan baik pada sebagian besar jenis tanah yang dikeringkan dengan baik, termasuk tanah berbasis pasir dan batu kapur. Pohon di tanah yang kotor dan banyak mengandung pupuk cenderung tumbuh lebih kuat tetapi menghasilkan lebih sedikit buah karena kandungan nitrogen asli yang tinggi. Pohon srikaya tidak toleran terhadap tanah yang terus basah atau tergenang air (H. Crane et al.).
Srikaya seringkali dibudidayakan dengan biji namun dapat pula dibudidayakan dengan cara okulasi pada bagian bawah batangnya. Warna kulitnya akan berubah dari hijau keabu-abuan menjadi kuning kehijauan saat buah mendekati kematangan. Buah yang dipanen harus ditangani dengan hati-hati untuk mencegah memar pada kulit. Memanen buah yang belum matang akan menghasilkan kualitas yang buruk dan kegagalan pematangan dengan buah yang matang di pohon cenderung pecah (Datiles and Acevedo-Rodríguez, 2022).
Srikaya mengandung 50 - 61% bahan yang dapat dimakan, dan merupakan sumber karbohidrat, vitamin A, vitamin C, vitamin B6, protein, potasium, kalsium, fosfor dan asam askorbat yang baik. Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Ms. Neha dan kawan - kawan disebutkan bahwa kandungan vitamin A yang terdapat pada srikaya dapat membantu menjaga perawatan rambut dan kulit.
Jagung (Zea mays)
Sebuah laporan yang ditulis oleh Biothai, GRAIN, MASIPAG dan PAN Indonesia yang diterbitkan pada 25 Agustus 1999 menyebutkan bahwa jagung mencapai Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1500-an dan menjadi tanaman yang banyak ditanam di Indonesia, Filipina, dan Thailand pada tahun 1600-an. Menurut beberapa catatan, jagung mencapai Filipina dari barat sebelum Magellan mencapai pulau-pulau tersebut dari timur pada tahun 1521. Semenjak itu, jagung telah menjadi sereal yang paling banyak ditanam setelah beras dan telah berkembang menjadi salah satu biji-bijian yang penting secara ekonomi di Asia.
Tanaman jagung merupakan tanaman rumput tahunan yang tinggi dengan batang yang kokoh dan tegak. Daunnya yang besar dengan lebar sempit memiliki tepi bergelombang yang tersusun bergantian pada sisi batang yang berlawanan. Bunga jantannya bertumpu pada rumbai yang mengakhiri sumbu utama batang. Perbungaan putik betinanya yang setelah matang menjadi bulir yang dapat dimakan, berbentuk paku dengan sumbu yang menebal, mempunyai bulir berpasangan dalam barisan yang memanjang. Setiap tongkolnya ditutupi oleh daun termodifikasi yang disebut kulit atau sekam.
Ahli diet terdaftar Elyse Homan, RD, LD menyebutkan bahwa jagung memiliki banyak serat yang tidak mudah larut, menjadikannya makanan dengan indeks glikemik rendah. Artinya, jagung dicerna secara perlahan, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tiba-tiba dan tidak sehat.
Tidak hanya sampai disitu, jagung juga dikatakan mengandung beberapa nutrisi yang baik bagi kesehatan. Dalam setengah gelas jagung terkandung sebanyak 98 kalori, 23,5 gram karbohidrat, 0 gram kolesterol, 0,78 gram lemak, 2 gram serat, 3 gram protein, 5 miligram sodium dan 3,78 gram gula.
Pisang (Musa)
Pisang secara ilmiah dalam bahasa Latin disebut sebagai Musa. Secara internasional pisang dikenal dengan nama banana.
Pisang banyak dikatakan oleh para ahli hortikultura sebagai salah satu atau mungkin merupakan tanaman buah kuno tertua di dunia. Sebuah petunjuk yang ditulis oleh ahli etno-geografi C.O. Sauer dalam tulisan ilmiah yang ditulis oleh Prof. Edmond De Langhe memperlihatkan perhatian terhadap fakta bahwa beberapa nelayan di Asia Tenggara menggunakan batang semu dari tanaman pisang yang kering sebagai serat untuk mengikat batang bambu hingga menciptakan sejenis rakit yang digunakan untuk memancing di sepanjang pantai. Penyebaran vegetasi pisang di dekat pedesaan merupakan sarana penyediaan yang sederhana dari sumber materi ini.
Setelah ribuan tahun yang panjang, perbanyakan dan penyebaran vegetasi ini pada akhirnya menghasilkan buah berdaging dan tanpa biji yang menarik untuk dijadikan sumber makanan. Praktek ini juga dikatakan bertanggung jawab atas sterilisasi benih pada banyak tanaman kultivar.
Pisang diyakini berasal dari wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia bagian Timur seperti Papua, hutan - hutan di Malaysia atau Filipina.
Ada sebuah keyakinan yang pasti bahwa populasi pemburu dan pengumpul yang menetap di Indonesia dan Melanesia pada sekitar 60.000 tahun yang lalu, suatu bangsa yang tidak takut untuk berlayar jarak jauh hingga mencapai Papua Nugini dan Australia merupakan populasi yang pertama kali membudidayakan pisang raja (plantain). Wilayah ini tepatnya adalah daerah asal pisang diploid yang dapat dimakan dan mungkin pisang raja serta pisang Maia Maoli/Popoulu.
Kemungkinan besar, area tesebut (Papua) merupakan area di mana bangsa Melanesia memulai pertanian keliling dengan metode perbanyakan talas dan pisang secara liar. Aktivitas ini kemudian mengarahkan pada domestikasi tanaman pisang raja. Namun, pisang jenis Maia Maoli/Popoulu tidak ditemukan di wilayah Indonesia Barat yang mana merupakan daerah di mana pisang raja dibudidayakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pisang Maia Maoli/Popoulu adalah pisang asli dari wilayah Asia Pasifik.
Tanaman pisang adalah tumbuhan herba raksasa atau berukuran besar yang muncul dari batang bawah tanah, atau rimpang hingga membentuk batang semu yang melengkung tanpa putus setinggi 3 - 6 meter (The Editors of Encyclopaedia Britannica, 2023).
Dalam satu buah banana berukuran sedang terkandung sebanyak 105 kalori, 1 gram protein, 28 gram karbohidrat, 15 gram gula, 3 gram serat dan kurang dari 1 gram lemak (Coolick, 2023). Adapun kandungan serat dalam pisang dapat membantu sistem pencernaan dalam tubuh sedangkan potasium yang terdapat pada pisang dapat membantu menjaga kesehatan jantung, ginjal, otot dan saraf. Selain itu pisang juga dikatakan dapat menjaga tekanan darah, kadar gula darah, menjaga kesehatan tulang dan membantu membentuk protein melalui kandungan magnesiumnya.
Singkong (Manihot esculenta)
Singkong atau ubi kayu secara ilmiah dinamakan sebagai Manihot esculenta. Secara internasional dalam bahasa Inggris tanaman ini populer dengan nama cassava.
Nama genusnya Manihot berasal dari nama "manioca" dari Tupi-Guarani yang berarti cassava (singkong). sedangkan nama spesifiknya esculenta berarti dapat dimakan oleh manusia (NParks | Manihot Esculenta, 2022).
Singkong merupakan tanaman semak abadi dengan batang semi-kayu berwarna cokelat muda berbentuk bulat dan rapuh serta akar berbonggol besar. Tanaman ini dapat tumbuh dengan ketinggian yang mencapai hingga 2 meter.
Daun - daunnya berwarna hijau tua berbentuk palem yang terbagi atas 5 hingga 9 lobus yang tersusun secara berseling. Masing - masing dari daunnya dapat tumbuh panjang hingga sekitar 30 cm dengan tangkai berwarna merah yang berukuran panjang hingga 60 cm. Singkong memiliki buah berbentuk kapsul bulat dengan permukaan yang licin. Buahnya memiliki 6 sayap membujur yang berisi 3 biji.
Singkong termasuk mudah untuk dibudidayakan. Tanaman ini toleran terhadap sebagian besar jenis tanah termasuk tanah asam dan basa. Namun begitu, tanaman ini cenderung menyukai tanah lempung berpasir yang lembab dan memiliki sistem drainase yang baik.
Singkong sebagai tanaman telah banyak dibudidayakan di berbagai negara di belahan dunia untuk berbagai keperluan. Pemanfaatan yang paling umum terhadap tanaman ini diantaranya yaitu untuk diolah dijadikan tepung, roti, tapioka, dan minuman beralkohol.
Tepung diketahui kaya akan sumber karbohidrat dengan 25 hingga 30 persen dari umbinya merupakan pati. Meskipun begitu, bagian permukaan luarnya yang berwarna ungu harus dikupas sebelum dikonsumsi karena mengandung racun hydrocyanoic glycosides (NParks | Manihot Esculenta, 2022).
Pada berbagai budaya kuliner umumnya umbi dari tanaman singkong adalah bagian yang paling banyak dikonsumsi dan diolah. Di Indonesia, daun dari tanaman singkong juga merupakan bagian yang banyak dikonsumsi dan dijadikan sebagai sayuran.
Penelitian terhadap kandungan dan manfaat dari daun singkong juga telah banyak dilakukan terutama oleh para peneliti di Indonesia. Daun singkong berdasarkan studi ilmiah mengandung air, fosfor, karbohidrat, kalsium, vitamin C, vitamin B1, protein, lemak, zat besi, flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid (Jurnal & Manuntung, 2017).
Daftar Pustaka
Areces-Berazain, Fabiola. "Muntingia Calabura (Jamaica Cherry)." CABI Compendium, vol. CABI Compendium, Jan. 2022, https://doi.org/10.1079/cabicompendium.35164.
Atli Arnarson Ph.D. (2020, May 15). What to know about rice. Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318699#_noHeaderPrefixedContent
Bhardwaj, S., Dhanashree Javere, Pradnya Bagad, Likhit Akotkar, Chatap, V. K., & Urmila Aswar. (2023). Medicinal Benefits of Black Rice (Oryza Sativa L. Indica): A Review. Advances in Pharmacology and Pharmacy, 11(3), 199--207. https://doi.org/10.13189/app.2023.110303
BIOTHAI (The Thai Network on Community Rights and Biodiversity), et al. "Whose Agenda? The Corporate Takeover of Corn in SE Asia." GRAIN, 25 Aug. 1999, grain.org/es/article/12-whose-agenda-the-corporate-takeover-of-corn-in-se-asia?__cf_chl_rt_tk=9KeJC1RadJtLhYvBNbi2pyrjj3h1T18G6bRZwx0TUTU-1672272865-0-gaNycGzNCKU. Accessed 27 Aug. 2023.
Datiles, Marianne Jennifer, and Pedro Acevedo-Rodríguez. "Annona Squamosa (Sugar Apple)." CABI Compendium, vol. CABI Compendium, Jan. 2022, https://doi.org/10.1079/cabicompendium.5820.
H. Crane, Jonathan, et al. "SUGAR APPLE GROWING IN THE FLORIDA HOME LANDSCAPE." IFAS Extension University of Florida, edis.ifas.ufl.edu/publication/MG330. Accessed 10 Aug. 2023.
Jurnal, & Manuntung. (2017). EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN SINGKONG (Manihot Utilissima Pohl) SEBAGAI OBAT ALTERNATIF ANTI REMATIK TERHADAP RASA SAKIT PADA MENCIT. 3(2), 133--138. https://core.ac.uk/download/pdf/297199284.pdf
NParks | Oryza sativa. (2021). Nparks.gov.sg. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/5/2/5218
NParks | Manihot esculenta. (2022). Nparks.gov.sg. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/2/2/2210
Lestari, P., Albert, D., Wawo, H., Botani, B., Penelitian, P., Jl, B.-L., & Jakarta-Bogor, R. (2014). VARIASI KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN Tacca leontopetaloides (L) Kuntze (Taccaceae) DI PULAU JAWA DAN PULAU-PULAU KECIL SEKITARNYA [Growth Characteristics Variation of Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze (Taccaceae) in Java and Surrounding Islands] Fauzia Syarif. Berita Biologi, 13(2). https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/viewFile/690/460
Rachmawati Rachmawati, Rinaldi Idroes, Eko Suhartono, Nur Balqis Maulydia, & Darusman Darusman. (2022). In Silico and In Vitro Analysis of Tacca Tubers (Tacca leontopetaloides) from Banyak Island, Aceh Singkil Regency, Indonesia, as Antihypercholesterolemia Agents. Molecules, 27(23), 8605--8605. https://doi.org/10.3390/molecules27238605
Slavin, J. L., & Engstrom, S. K. (2024). Carbohydrates. Advances in Nutrition, 15(11), 100311--100311. https://doi.org/10.1016/j.advnut.2024.100311