3 Manfaat Pucuk Merah Sebagai Tanaman Hias dan Tanaman Herba

Tumbuhan pucuk merah secara ilmiah dalam bahasa Latin dinamakan sebagai Syzygium oleana. Sinonim lain dari nama Syzygium oleana yaitu Sygyzium myrtifolium. Tanaman ini berasal dari wilayah Asia Tenggara dan India timur laut. Peta penyebarannya mencakup India timur laut, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Indonesia (NParks | Syzygium Myrtifolium, 2022). Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali.
Pucuk merah lebih banyak dikenal sebagai tanaman hias yang banyak menghiasi taman, jalan - jalan dan sudut - sudut di perkotaan di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman kekal berbiji tertutup (Angiospermae) yang dapat tumbuh hingga ketinggian antara 2 meter sampai 30 meter.
Adapun habitat asli tanaman pucuk merah yaitu hutan pantai, hutan hujan primer dan hutan hujan sekunder. Pucuk merah juga dapat tumbuh secara alami pada hutan primer dan hutan sekunder di dataran rendah dengan curah hujan yang tinggi, hutan pantai, dekat rawa - rawa air tawar dan sepanjang aliran sungai.
Pucuk merah banyak ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan taman -- taman. Hal ini tentu saja sangat baik untuk dilakukan karena daunnya yang tumbuh lebat dan rindang memungkinkan terciptanya lingkungan yang teduh serta mendukung kemampuan penyerapan karbon dioksida (CO2) yang lebih besar dibanding tanaman lain.
Adapun berdasarkan catatan penilitan yang dilakukan oleh Setiawan & Wakhidah (2023) sebagai tanaman herba pucuk merah dikatakan mengandung senyawa fenolat, antioksidan flavonoid dan betunilic acid yang dapat dimanfaatkan sebagai penghambat angiogenesis atau tumor pada tikus.
Tanaman pucuk merah, dengan buahnya yang berwarna ungu tua dan daunnya yang berwarna merah juga dikatakan merupakan salah satu sumber antosianin. Antosianin adalah pigmen yang terdapat pada banyak tanaman berwarna merah, biru dan ungu yang dapat digunakan sebagai pewarna stabil yang aman untuk makanan dan juga menawarkan manfaat kesehatan sebagai antioksidan (Tuty Anggraini et al., 2020).
Walaupun begitu, penelitian lebih lanjut mengenai potensinya sebagai tanaman herba belum banyak tereksplorasi terutama dengan pengujiannya terhadap manusia.
Daftar Pustaka
NParks | Syzygium myrtifolium. (2022). Nparks.gov.sg. https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/3/1/3156
Setiawan, D., & Wakhidah, A. Z. (2023). Botanical, ecology, phytochemical, bioactivity, and utilization of kelat oil (Syzygium myrtifolium Walp.) in Indonesia: A Review. Jurnal Biologi, 27(1), 84--84. https://doi.org/10.24843/jbiounud.2023.v27.i01.p09
Tuty Anggraini, Daimon Syukri, Manasikan Thammawong, & Nakano, K. (2020). Anthocyanin profile of Syzygium oleana young leaves and fruits using triple quadrupole mass spectrometer: Identification of a new peonidin. Biodiversitas, 21(12). https://doi.org/10.13057/biodiv/d211254