Permata Tersembunyi di Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan terletak di kelurahan Kasepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon. Bangunan ini pada zaman dahulu dikenal dengan nama Keraton Pakungwati dan pernah menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon.
Keraton Kasepuhan terdiri atas dua kompleks bangunan bersejarah yaitu Dalem Agung Pakungwati yang didirikan pada tahun 1430 Masehi oleh Pangeran Cakrabuana dan kompleks Keraton Pakungwati atau yang sekarang disebut sebagai Keraton Kasepuhan yang didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 Masehi.
Bangunan - bangunan dalam kompleks Keraton Kasepuhan memiliki karakteristik yang khas yang umumnya dapat ditemukan di berbagai bangunan di Cirebon. Arsitekturnya merupakan hasil dari proses akulturasi budaya Eropa, China, Jawa dan Hindu. Hal ini dapat dilihat dari dinding - dindingnya yang dihiasi berbagai tembikar piring bercorak Eropa dan China, bangunan joglo yang sangat kental dengan kekhasan daerah Jawa serta tembok pagar yang mengelilingi kompleks dan pintu masuk yang menyerupai bangunan candi.
Dengan memasuki kompleks Keraton Kasepuhan melalui pembayarakan tiket sebesar dua puluh ribu rupiah, pengunjung seperti dibawa ke era pada abad 15 Masehi. Ditambah lagi dengan sedikit pengetahuan melalui objek - objek sejarah yang terbungkus dalam kotak kaca di bagian museum. Para abdi dalem juga bersedia untuk menceritakan sedikit kisah sejarah mengenai keraton lengkap dengan unsur - unsur magisnya.
Namun begitu, ada satu area di bagian belakang keraton yang seringkali luput dari perhatian pengunjung. Terlebih dengan kondisinya yang seperti terbengkalai terutama sebagai akibat dari adanya pandemi.
Area belakang kompleks yang berupa danau dilengkapi dengan jembatan dan pohon - pohon tuanya tampak sangat cantik dan teduh. Pedati besar yang terparkir di salah satu area menghiasi taman seperti sedang menunggu untuk digunakan dan burung - burung milik keluarga keraton beterbangan ke sana ke mari di area kompleks.
Masih di area belakang juga, terdapat bangunan terbuka untuk diselenggarakannya pentas tari dan acara lainnya. Kantin yang sudah kotor dan tidak terpakai serta galeri lukisan yang kini kosong.
Segala pembersihan dan perbaikan tampaknya perlu untuk dilakukan guna dapat menghidupkan kembali suasana keraton. Selain sebagai objek vital pariwisata, komplek Keraton Kasepuhan ini pula sejatinya merupakan saksi sejarah kota Cirebon dan Indonesia.