Studiofru | Green Project
Studiofru | Green Project

Catatan.

Sejarah Danau Setu Patok Mundu Cirebon

Pengetahuan
Cover Image for Sejarah Danau Setu Patok Mundu Cirebon

Terletak di Mundu, Cirebon provinsi Jawa Barat danau Setu Patok adalah danau yang indah dan tenteram yang telah menjadi tujuan populer bagi masyarakat lokal untuk sekedar duduk - duduk memandang sawah dan gunung Ciremai dari kejauhan.

Sejarah Permulaan

Terlepas dari banyaknya informasi seputar danau Setu Patok yang bersifat mitos dan cenderung mistis, catatan lain menunjukan bahwa sejarah danau Setu Patok berawal dari abad ke-17 masehi saat dibentuk oleh Sultan Cirebon. Catatan tersebut menyebutkan bahwa sultan memerintahkan untuk dibangunnya bendungan di daerah itu untuk mengairi sawah-sawah yang mengelilingi danau. Bendungan ini dibangun oleh pekerja lokal yang menggunakan metode dan bahan tradisional seperti batu dan bambu.

Danau Setu Patok terus mengalami perubahan. Pada abad ke-19 masehi, pemerintah kolonial Belanda mengambil alih kawasan tersebut serta melakukan perbaikan pada bendungan dan lanskap sekitarnya. Pada masa itu pemerintah kolonial Belanda juga memperkenalkan tanaman baru seperti kopi dan karet yang tumbuh subur di tanah sekitar danau. Rosella juga banyak tumbuh di area kawasan danau Setu Patok yang kemungkinan digunakan sebagai pasokan bahan pembuatan serat untuk karung gula. Hal ini didukung oleh banyaknya pabrik gula di Cirebon. Masyarakat sekitar danau Setu Patok pula hingga saat ini masih gemar menanam tumbuhan rosella dan hasil panennya kadang dapat ditemui di toko - toko kecil penjual sayuran di Cirebon.

Pada abad ke-20 masehi, danau Setu Patok menjadi sumber ikan penting bagi masyarakat setempat. Nelayan datang ke danau untuk memancing ikan kemudian menjualnya di pasar terdekat.

Sejarah masa lalu dari penggunaan danau Setu Patok juga tidak hanya berhenti sampai disitu. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa gua buatan yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai gua Jepang. Kemungkinan besar gua - gua ini digunakan oleh militer Jepang pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia atau lebih tepatnya pada tahun - tahun 1942 - 1945. catatan terperinci mengenai gua Jepang di danau Setu Patok dapat dilihat dalam halamanGua Jepang di Danau Setu Patok Cirebon.

Masa Kini

Danau Setu Patok saat ini menjadi tempat yang indah dan tenteram yang menarik wisatawan lokal. Danau ini dikelilingi oleh persawahan yang indah dan perbukitan hijau, menjadikannya tempat yang sempurna bagi para pecinta alam. Kini banyak didirikan warung - warung non permanen yang menyediakan tempat berteduh sambil menikmati pandangan luas suasana alam ditemani secangkir kopi.

Selain itu, danau Setu Patok juga menjadi sumber mata pencaharian penting bagi masyarakat setempat. Penduduk lokal baik dari desa Karangdawa maupun Sinarancang banyak yang menggunakan area danau untuk ladang perkebunan dan persawahan. Warga menyebutnya sebagai sawah siluman karena keadaannya yang kering pada musim kemarau dan tergenang dengan air pada musim hujan. 

Pada musim kemarau warga dapat menanami area danau dengan padi, wisatawan juga dapat melewati area tengah danau hingga menanjaki bukit di tengah - tengah danau karena keadaannya tidak digenangi air. Sebaliknya pada musim hujan terutama pada bulan maret area danau akan tertutup dengan genangan air seluruhnya hingga padi - padi tidak nampak sama sekali. Dokumentasi dari berbagai aktivitas warga yang dapat dilakukan di danau Setu Patok pada musim panas dapat dilihat pada laman Beragam Aktivitas yang Dilakukan Warga di Danau Setu Patok pada Musim Panas.

Wisata Alam Danau Setu Patok Cirebon

Dimulai pada bulan Agustus 2024 ketika musim panas berkepanjangan terjadi sehingga menyebabkan kekeringan di area danau, warga memanfaatkan lahan kosong di dalam danau untuk dijadikan salah satu tujuan wisata. Masyarakat dapat memasuki area berikut dengan kendaraan motornya.

Suasana biasanya cukup ramai di sore hari dengan warga datang untuk berfoto dan sekedar menikmati jajanan yang dijual di warung - warung sekitar danau. Untuk dapat memasuki area ini wisatawan hanya perlu bayar biaya parkir sebesar tiga ribu rupiah saja perkendaraan motor.


Cetak catatan ini

Bagikan

Kolom komentar

Catatan Lainnya

Cover Image for SMKN 2 Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah

SMKN 2 Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah

Profil

Sekolah SMKN 2 Sukoharjo memiliki 2 program jurusan yaitu Teknologi dan Rekayasa dengan beberapa sub program.

Studiofru
Studiofru
Cover Image for Yayasan Wangsakerta

Yayasan Wangsakerta

Profil

Yayasan Wangsakerta membuat pasar lokal Balset secara bulanan dengan memberikan tempat bagi para perempuan dan ibu – ibu desa Karangdawa untuk dapat menjual pangan yang mereka produksi.

Studiofru
Studiofru
Cover Image for Belajar Mengelola Sampah untuk Kepentingan Kebersihan Desa

Belajar Mengelola Sampah untuk Kepentingan Kebersihan Desa

Kunjugan

Dari segi ekonomi tentu saja kegiataan pengelolaan sampah ini dapat memberikan sumbangsih bagi masyarakat desa dengan tersedianya pakan ternak dan pupuk untuk pertanian serta dukungan finansial tambahan melalui pengolahan sampah plastik.

Studiofru
Studiofru
Cover Image for Daerah Penghasil Mangga Terbesar di Indonesia

Daerah Penghasil Mangga Terbesar di Indonesia

Bisnis

Menurut laporan International Society for Horticultural Science, Jawa Timur merupakan provinsi utama penghasil mangga di Indonesia.

Studiofru
Studiofru
Cover Image for Khasiat Ekstrak Daun Sambiloto bagi Kesehatan

Khasiat Ekstrak Daun Sambiloto bagi Kesehatan

Kesehatan

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Sambiloto terutama yang didapat dari bagian daunnya merupakan alternatif yang baik dalam menyembuhkan infeksi bagian atas saluran pernafasan.

Studiofru
Studiofru
Cover Image for Asal, Jenis - Jenis dan Karakteristik Kucing Tabi (Felis catus)

Asal, Jenis - Jenis dan Karakteristik Kucing Tabi (Felis catus)

Fauna

Kucing tabi merupakan kucing domestik atau peliharaan dengan karakteristik utama berupa pola bergaris atau belang pada bulunya dan pola garis yang membentuk 'M' yang menandai dahinya.

Studiofru
Studiofru


© 2022 - 2025 © Studiofru. All rights reserved.